Detroit - Tiga bocah berusia 9-14 tahun dimasukkan ke lembaga pemasyarakatan anak dan remaja di Oakland County, Detroit. Gara-garanya, mereka menolak makan siang dengan ayah kandungnya.
Ketiganya adalah anak-anak korban perceraian orangtua mereka, Omer Tsimhoni, seorang peneliti transportasi di sebuah laboratorium di Israel dan Dr. Maya Eibschitz-Tsimhoni, dokter mata anak di sebuah klinik termuka di Michigan.
Hakim Lisa Gorcyca yang mengadili kasus mereka berpendapat, anak-anak malang tersebut dilibatkan dalam dalam proses perceraian yang panjang dan pahit, namun tidak sepantasnya mereka bersikap tidak adil kepada ayahnya.
"Ayah kalian adalah laki-laki yang terhormat dan penuh kasih sayang," kata hakim Lisa pada mereka, seperti dikutip dari USAToday.
Lisa menyalahkan sang ibu yang diduga telah "meracuni" 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan, untuk tidak berbicara bahkan tak bertemu dengan ayahnya.
Pada dasarnya kasus ini sederhana, pengadilan hanya meminta mereka bersikap baik dan membangun hubungan yang sehat dengan ayah mereka, salah satunya adalah menyempatkan waktu untuk makan siang. Namun, ketiganya menolak.
Bahkan ibu mereka selama pengadilan bulan lalu, dianggap bersikap tidak sopan sehingga membuat anak mereka tidak menuruti perintah hakim.
Hakim Lisa tak punya pilihan lain selain mengenakan pasal penghinaan terhadap pengadilan. Anak tertua dari ketiga bersaudara itu pun meminta maaf kepada hakim atas apa yang ia perbuat selama persidangan.
"Tapi aku tidak akan minta maaf karena tak mau berbicara dengan ayahku. Aku punya alasan untuk itu, karena dia begitu kasar dan aku melihat dia memukul ibuku," kata si sulung di pengadilan. Kedua saudara lainnya memutuskan untuk bersikap sama.
Selama di penjara, mereka diwajibkan makan siang bersama ayahnya. Hakim juga memutuskan, sang ibu tidak diperkenankan untuk menjenguk mereka.
Pengacara ibu mereka menolak berkomentar soal vonis tersebut. Sementara pihak lawan meminta hakim untuk mempertimbangkan lagi keputusannya. Sang ayah berharap ketiga anaknya berada di rumah yang sehat dan nyaman, bukan di lapas remaja.
Ketiganya adalah anak-anak korban perceraian orangtua mereka, Omer Tsimhoni, seorang peneliti transportasi di sebuah laboratorium di Israel dan Dr. Maya Eibschitz-Tsimhoni, dokter mata anak di sebuah klinik termuka di Michigan.
Hakim Lisa Gorcyca yang mengadili kasus mereka berpendapat, anak-anak malang tersebut dilibatkan dalam dalam proses perceraian yang panjang dan pahit, namun tidak sepantasnya mereka bersikap tidak adil kepada ayahnya.
"Ayah kalian adalah laki-laki yang terhormat dan penuh kasih sayang," kata hakim Lisa pada mereka, seperti dikutip dari USAToday.
Lisa menyalahkan sang ibu yang diduga telah "meracuni" 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan, untuk tidak berbicara bahkan tak bertemu dengan ayahnya.
Pada dasarnya kasus ini sederhana, pengadilan hanya meminta mereka bersikap baik dan membangun hubungan yang sehat dengan ayah mereka, salah satunya adalah menyempatkan waktu untuk makan siang. Namun, ketiganya menolak.
Bahkan ibu mereka selama pengadilan bulan lalu, dianggap bersikap tidak sopan sehingga membuat anak mereka tidak menuruti perintah hakim.
Hakim Lisa tak punya pilihan lain selain mengenakan pasal penghinaan terhadap pengadilan. Anak tertua dari ketiga bersaudara itu pun meminta maaf kepada hakim atas apa yang ia perbuat selama persidangan.
"Tapi aku tidak akan minta maaf karena tak mau berbicara dengan ayahku. Aku punya alasan untuk itu, karena dia begitu kasar dan aku melihat dia memukul ibuku," kata si sulung di pengadilan. Kedua saudara lainnya memutuskan untuk bersikap sama.
Selama di penjara, mereka diwajibkan makan siang bersama ayahnya. Hakim juga memutuskan, sang ibu tidak diperkenankan untuk menjenguk mereka.
Pengacara ibu mereka menolak berkomentar soal vonis tersebut. Sementara pihak lawan meminta hakim untuk mempertimbangkan lagi keputusannya. Sang ayah berharap ketiga anaknya berada di rumah yang sehat dan nyaman, bukan di lapas remaja.
